
1.1. Latar Belakang
Di
Propinsi Riau memiliki keanekaragaman sumberdaya perikanan yang cukup besar
baik itu perikanan air tawar maupun air laut. Ikan air tawar sebagian
diproduksi dari hasil tangkapan diperairan umum, yaitu sekitar 13.807 ton atau
sekitar 97,01 % dari potensi keseluruhan sebesar 14.232 ton/tahun yang telah
dimanfaatkan. Sementara produksi perikanan dari hasil budidaya baru mencapai
3,1 % dari potensi yang ada sebesar 36.835 Ha. (Dinas Perikanan Tingkat I Riau, 2001).
Perikanan
merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang. Sebagai ilmu
yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan,
pemeliharaan, dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu pencapaian
sasaran pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim yang mandiri (Fujaya, 2004).
Secara
Taksonomi, Ikan adalah makhluk hidup bertulang belakang, bernafas dengan
insang, berdarah dingin, suhu tubuh sesuai dengan suhu lingkungan dan hidup di
dalam air (Feliatra, 2004).
Pada banyak kasus reproduksi ikan, sering
ditemukan bahwa proses ovulasi ikan tidak dapat berlangsung, meskipun proses
vitellogenesis sudah sempurna. Keberhasilan proses ovulasi ditentukan
oleh mekanisme fisiologi, proses metabolisme dan kesesuaian dengan faktor eksternal
(kehadiran pejantan, substrat untuk pemijahan, rendahnya ancaman predator dan
sebagainya). Namun demikian informasi tentang peran faktor eksternal
dalam proses reproduksi masih sangat terbatas.
Perkembangan gonad ikan di pengeruhi beberapa faltor diantaranya
adalah kualitas dan kuantitas makanan. Protein merupakan komponen esensial yang
dibutuhkan untuk bereproduksi. Selain protein asam lemak juga merupakan salah
satu komponen yang mempengaruhi perkembangan embrio pada ikan karena asam lemak
merupakan penyusun membrane sel dan sebagai precursor, selain dari segi sumber
energi pakan harus mengandung asam lemak jenuh. (Efrianto Dan Liviawati, 2004
).
Tujuan dan Manfaat
Tujuan
yang didapat dari praktikum agar orang yang mempelajarinya mengerti dan memahami
sumberdaya perikanan serta bagaimanan pemanfaatan sumberdaya tersebut secara
optimum dan membuat rekomendasi dalam pemanfaatan serta perbaikannya. Sedangkan
manfaatnya mengetahui aplikasi pengetahuan biologi perikanan,
dimanan pengelolaan perikanan ini berhubungan dengan sumberdaya masyarakat

Propinsi Riau
merupakan salah satu propinsi yang memiliki wilayah daratan 94.561 km2 dan 3.241 pulau-pulau yang memiliki
empat satuan wilayah sungai yaitu sungai Rokan, siak, Kampar dan sungai
Indragiri yang merupakan perairan yang
potensial untuk pembangunan usaha perikanan (YUNIARTI, 2000).
Luas perairan umum Riau adalah
62.648,53 Ha, terdiri dari luas perairan umum Indragiri Hilir 2.600 Ha, luas
perairan umum Indragiri hulu 33,164 Ha, luas perairan umum kuansing singingi 23.086 ha, luas perairan
umum Pekanbaru 85 Ha, luas perairan umum Siak 764 Ha, luas perairan umum
Bengkalis 70 Ha, dan luas perairan umum Kampar 2.795,99 Ha (Dinas Perikanan Dan Kelautan Propinsi Riau,
2001).
Melakukan Suatu proses reproduksi tentu dengan bertujuan
untuk menghasilkan individu baru. Salah satu upaya agar populasi ikan ini tidak
punah, dilakukan kegiatan budidaya dan memberikan gambaran tentang keadaan alami ikan budidaya. Keadaan
alami tersebut antara lain kondisi lingkungan ikan (habitat), kebiasaan makan
(food habits), dan reproduksi ikan (biologi
reproduksi). (Mariatun, 2002).
Proses
perkawinan diawali dengan jantan yang membuat cekungan di dasar wadah sebagai tempat
permbuahan. Setelah itu, jantan mencari betina yang sudah siap memijah.
Ketika telah menemukan betina yang cocok maka jantan akan berenang beriringan
dengan betina dan jika ada nila jantan lain disekitarnya maka jantan tersebut
akan menyerang untuk mempertahankan betinanya. Setelah itu akan terjadi proses matting (bercumbu) yang
ditandai dengan ikan jantan mengejar ikan betina. Setelah betina luluh proses
spowning dimulai dengan betina akan meletakan telur-telurnya pada cekungan yang
telah dibuat tadi kemudian jantan melepaskan sperma pada sel-sel telur tadi.
Setelah terjadi pembuahan maka jantan pergi dan betina memelihara telurnya
dengan cara mememasukan kedalam mulutnya sampai telur itu menetas menjadi
larva. pada betina yagn sudah berpengalaman biasanya akan tetap memelihara larvanya
sampai benar – benar bisa mandiri. Selama pemeliharaan dalam mulut ikan betina
akan memuntahkan telur dalam mulutnya jika dirasakan ada ancaman, kemudian jika
ancaman itu telah hilang maka betina akan memunguti telurnya kemudian memasukan
dalam mulutnya lagi (Kuncoro, 2003).
Lemak
adalah komponen pakan kedua setelah protein, pakan induk yang kekurangan asam
lemak esensial akan menghasilkan laju pematangan gonad
yang rendah. Tetapi proporsi lemak yang relatif rendah
dengan Ω3-HUFA tinggi dapat meningkatkan kematangan gonad. Kadar
HUFA yang baik bagi ikan Clarias batrachus adalah Ω6 sebanyak 0,26% dan Ω3 sebanyak 1,68% yang terkandung dalam kadar
lemak rata-rata 5,87 g/100g bobot kering pakan (Mokoginta et al., 1995
dalam Tang dan Affandi, 2001). Selanjutnya dikatakan bahwa
komposisi karbohidrat pakan induk ikan lele adalah serat kasar 3,19%-5,83% dan kadar abu 5,02%-6,15%.

3.1.
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari Kamis, 26 November 2009 pukul 10.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB, di
laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau Pekanbaru.
3.2.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum
ini yaitu 2 ekor ikan pelati pedang (Xyphophorus helleri). Sedangkan
alat yang digunakan aquarium yaitu wadah tempat meletakkan ikan, pena untuk
penulisan data, pensil untuk menggambar, mikroskop. penghapus untuk menghapus,
objek glass untuk meletakkan sampel di bawah mikroskop, gunting untuk membedah
tubuh ikan, cawan petri untuk meletakkan isi makanan yang telah dikeluarkan,
rol ukuran 30 cm untuk mengukur panjang dari tubuh ikan, kain lap untuk
kebersihan dan buku laporan praktikum sementara untuk hasil pengamatan
sementara.
3.3.
Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum Tingkah laku
reproduksi ikan ini adalah metode dengan pengamatan langsung terhadap objek
pratikum. Objek pratikum yang diteliti dan diamati adalah ciri tingkah laku
ikan dengan cara mengamati gerak-gerik tubuh ikan jika bertemu lawan jenisnya
hingga mengeluarkan gonadnya dari dalam tubuh masing-masing ikan yang disebut
Pemijahan.
3.4.
Prosedur Praktikum
Di dalam prosedur pratikum ini, yang pertama dilakukan
adalah mengamati dengan seksama ikan tersebut pada saat dipertemukan dengan
lawan jenisnya, dimana masing-masing ikan sudah matang gonad. Pengamatan
dilakukan setiap hari hingga ikan tersebut melakukan pemijahan. Satu hari
sebanyak tiga kali pengamatan yaitu pagi (08.00-09.00), siang (11.00-12.00),
sore (!5.00-16.00).
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktikum
Dari
praktikum jenis ikan yang dijadikan objek, dapat diperoleh hasil berupa gambar dan keterangan ikan sebagai
berikut :
Pengamatan pertama dilakukan pada hari
rabu dengan hasil pengamatan sebagai berikut :
ð
Pagi
(pukul 08.30) : ikan lebih sering
berenang didasar, ikan bergerak lebih tenang, ikan jantan belum mendekati
betina.
ð
Siang
(pukul 12.00) : ikan lebih sering
dipermukaan, ikan jantan selalu mendekati ikan betina, ikan betina selalu
mendekati vegetasi dan berusaha untuk menjahui ikan jantan.
ð
Sore
(pukul 15.00) : Ikan berada
dipermukaan daerah vegetasi, ikan jantan mendekati ikan betina, ikan jantan
bergerak lebih tenang daripada sebelumnya.
4.2. Pembahasan
Interaksi antar
individu dapat mempengaruhi tingkah lau reproduksi dan fertilitas. Interaksi
antara ikan jantan mempengaruhi fungsi gonad. Mekanisme
ini diatur oleh otak melalui saraf yang mengatur pelepasan GnRH sesuai dengan
status sosial ikan jantan (White et al., 2002).
GnRH dikirim oleh saraf hyphotalamus ke pituitary yang mengatur proses
reproduksi melalui pelepasan pituitary gonadotropin yang mengatur fungsi gonad
(Sherwood, 1987 dalam White et al., 2002).
Mineral yang penting bagi pematangan gonad adalah phospor
(P), seng (Zn), dan mangan (Mn) (NRC, 1993 dalam Tang dan Affandi, 2001). Sedangkan
vitamin E berperan penting dalam pematangan gonad. Kandungan
vitamin E dalam pakan sebesar 24,5 IU/g pakan menunjukkan hasil terbaik bagi
pematangan gonad ikan Ekor kuning (Verankupiya et al., 1995 dalam Tang
dan Affandi, 2001). Effendi
(1997), mengatakan yang dimaksud dengan tingkat kematangan gonad adalah tahapan
tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan itu memijah. Untuk
mengetahui TKG dapat dilakukan dengan 2 cara, yang pertama histology dialakukan
di laboratoriium dan yang kedua morphologi bias dilakukan di laboratorium dan
di lapangan. Bagiann reproduksi ikan sebelum trejadi pemijahan adalah
perkembangan gonad yang semakin masak, dimana selama proses reproduksi sebagian
besar hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonat. Gonad semakin
bertambah diimbangi dengan ukuran yang bertambah besar. Pertambahan berat gonad
ikan betina pada umumnya 10-15% dan pada ikan jantan 5-10% dari berat tubuh.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Tingkah laku reproduksi yang
dilakukan oleh individu spesies untuk keberhasilan kelangsungan hidup
generasinya, tidak hanya dilakukan sebelum mijah tetapi dilakukan juga sesudah
mijah bahkan sampai merawat dan melindungi telur yang telah dibuahi serta
perawatan dan perlindungan terhadap larva/anak – anak ikan yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil pengamatan tingkah laku reproduksi
tingkah laku ikan pada saat memijah dibagi tiga fase yaitu fase pra pemijahan,
fase pemijahan, dan fase pasca pemijahan.
Tingkah laku reproduksi berhubungan erat dengan
sifat ikan itu sendiri. Apakah melakukan perlindungan terhadap keturunannya
atau tidak. Tingkah laku ikan yang menjaga keturunannya relatif lebih banyak
dibandingkan dengan ovipar, terutama tingkah laku pasca pemijahan.
Tingkah
laku pada fase pasca pemijahan diantaranya ialah penyempurnaan penutupan tempat
penyimpanan telur, penjagaan tempat yang berisi telur yang telah dibuahi atau
yang telah berkembang, menjahui daerah pemijahan dan lain-lain.
5.2.
Saran
Selaku
manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan dan kelemahan. Saya sebagai
praktikan menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Kendala yang dihadapi
karena kurangnya buku-buku yang mendukung untuk kelancaran dan kemudahan dalam
praktikum dan dalam penyelesaian laporan. Jadi, mudah-mudahan untuk selanjutnya
saya akan berusaha agar dapat terpenuhi demi kesempurnaan penulisan berikutnya.
The Best Casino Apps in India | Jtmhub
BalasHapusThe Best Casino Apps in India 보령 출장샵 You can find 평택 출장마사지 the best Indian 양산 출장마사지 casino 나주 출장샵 sites from the list of apps available to you on JtmHub. 천안 출장샵